Pada wawancara terbaru, CEO Aster, Leonard, memaparkan perjalanan proyek ini dari DEX kontrak perpetual menjadi platform perdagangan multi-chain. Aster memulai di BNB Chain dengan meluncurkan produk kontrak perpetual, kemudian mengembangkan dukungan untuk berbagai chain seperti Arbitrum, OP, Linea, dan Solana. Saat ini, proyek tersebut tengah berkembang menjadi “platform perdagangan multi-chain komprehensif,” dengan tujuan mengintegrasikan perdagangan, lending, menghasilkan yield, staking, dan fitur lainnya secara mulus.
Leonard menegaskan, meskipun Aster kerap dipandang sebagai bagian dari ekosistem Binance, tim telah bergerak melampaui batas tersebut dan menargetkan menjadi “Binance berbasis blockchain”—yaitu menghadirkan pengalaman inti produk CEX di blockchain.
Leonard menyampaikan: “Dalam satu tahun, kami menargetkan mereplikasi 80% pengalaman produk CEX—namun sepenuhnya on-chain.” “Replicating” di sini bukan sekadar meniru, melainkan membangun ulang fitur inti CEX—perdagangan utama, manajemen aset, leverage, lending, staking, sistem reward, dan mekanisme market-making—melalui modul native blockchain.
Strategi kunci meliputi:
Baru-baru ini, Aster mengumumkan bahwa pengguna yang membayar biaya trading kontrak perpetual dengan ASTER menerima diskon 5%, sehingga utilitas token semakin luas. Tim juga tengah menyiapkan mekanisme pembelian kembali token untuk memperkuat kepercayaan pasar dan mengelola suplai yang beredar.
Migrasi produk CEX ke blockchain menghadapi tantangan mendasar: menyeimbangkan “desentralisasi” dengan “efisiensi dan pengalaman pengguna.”
Tantangan ini menguji tidak hanya kemampuan teknis, tetapi juga keahlian tim dalam mengelola desain produk, tokenomics, dan risiko secara komprehensif.
Pada wawancara tersebut, Leonard menanggapi kekhawatiran terkait distribusi dan konsentrasi token Aster. Ia menjelaskan bahwa sekitar 96% ASTER terlihat terkonsentrasi pada beberapa alamat, namun sekitar 80% masih terkunci, sementara alamat airdrop mencakup sekitar 40% dari total suplai. Beberapa alamat whale kemungkinan hanya akun spot pengguna di platform. Leonard menegaskan bahwa investor privat tidak berniat menjual token mereka, yang hanya mewakili sebagian kecil alokasi tim.
Belakangan ini, harga Aster turun lebih dari 20%, dengan beberapa analis mengaitkannya dengan keraguan produk, keluarnya investor, serta tekanan persaingan dari Hyperliquid. Dalam situasi seperti ini, pembelian kembali token, diskon biaya trading, dan pertumbuhan pengguna yang solid sangat penting untuk memulihkan kepercayaan. Leonard menyebutkan bahwa rencana pembelian kembali token akan diumumkan dalam beberapa minggu mendatang.
Leonard berulang kali menyatakan bahwa CEX adalah pesaing utama Aster, dengan tujuan akhir “melampaui Binance.” Ia percaya DEX pada akhirnya dapat mengambil peran CEX: seiring infrastruktur blockchain semakin matang, performa meningkat, dan lebih ramah pengguna, DEX berpotensi mengungguli CEX dalam aspek transparansi, self-custody, dan keamanan.
Namun, “melampaui Binance” adalah tantangan besar. CEX memiliki keunggulan kuat dalam pangsa pasar, modal, likuiditas, basis pengguna, dan kepatuhan regulasi. Aster harus terus mengembangkan teknologi, komunitas, dan ekosistemnya. Pada akhirnya, visi Aster sangat menarik: jika dapat mereplikasi fitur inti CEX dalam satu tahun dan membangun ekosistem serta kepercayaan pengguna yang stabil di tahun-tahun mendatang, “Binance berbasis blockchain” dapat terwujud, bukan sekadar slogan.
Trading sekarang di: https://www.gate.com/trade/ASTER_USDT