Dunia kripto baru-baru ini dihebohkan oleh sebuah prediksi berani: YoungHoon Kim, yang mengklaim memiliki IQ tertinggi di dunia (276), memprediksi bahwa Bitcoin akan menembus 220.000 dolar AS dalam 45 hari ke depan. Pernyataan ini langsung memicu kontroversi sengit dan menarik perhatian pasar.

Kim merupakan pengusaha asal Korea Selatan yang mengklaim memiliki IQ tertinggi di dunia—276—dan dikenal berkat kemampuan ingatannya yang luar biasa. Ia mendirikan United Sigma Intelligence Association dan membangun reputasi yang signifikan di dunia maya. Namun, sejumlah pakar psikometri meragukan kredibilitas Kim dan keabsahan klaim IQ-nya.
Pemikiran Kim sangat ambisius. Ia menilai Bitcoin bukan sekadar aset digital, melainkan pilar penting ekonomi masa depan. Kim secara terbuka menyatakan telah mengalihkan seluruh asetnya ke Bitcoin, dengan keyakinan nilainya akan naik seratus kali lipat dalam sepuluh tahun ke depan. Ia bahkan menyebut Bitcoin sebagai “aset cadangan utama”, yang berpotensi melampaui emas, mata uang asing, dan surat utang pemerintah AS.

Gambar: https://www.gate.com/trade/BTC_USDT
Pelaku industri bersikap skeptis terhadap potensi lonjakan harga yang begitu cepat. Bitcoin belakangan justru mencatat penurunan yang cukup tajam. Janji Kim untuk menggunakan 100% keuntungan Bitcoin guna membangun gereja di setiap negara juga menimbulkan keraguan. Banyak yang menilai pernyataan bernuansa religius ini sebagai upaya sensasi atau strategi publisitas. Beberapa analis menilai prediksi Kim lebih didasarkan pada keyakinan pribadi ketimbang analisis teknikal yang mendalam.
Secara teknikal, agar Bitcoin bisa melonjak tajam dalam waktu singkat, dibutuhkan minat beli luar biasa besar dan arus modal yang sangat signifikan. Namun, sentimen pasar terakhir ini cenderung pesimistis. Laporan terbaru menunjukkan adanya arus keluar modal yang besar dari pasar kripto dalam beberapa pekan terakhir. Para analis teknikal juga menyoroti level dukungan dan likuiditas pasar saat ini yang tidak mendukung terjadinya reli drastis dan cepat.
Selain itu, Kim berjanji akan menggunakan seluruh keuntungan Bitcoin untuk membangun gereja jika prediksinya terealisasi. Di media sosial, ia mengutip Lukas 1:37: “Sebab tidak ada yang mustahil bagi Allah.” Nuansa religius ini memperkuat baik dukungan maupun kritik atas prediksinya.
Prediksi ini telah menjadi sorotan utama diskusi; namun, keputusan terbaik bagi investor masih belum jelas. Bagi mayoritas, ini hanyalah klaim sensasional yang tidak didukung bukti kuat. Namun, bagi investor berjiwa optimis jangka panjang dan toleran risiko, ini bisa dipandang sebagai sinyal. Kuncinya adalah menimbang antara prediksi dan fakta. Sebelum mengambil keputusan investasi, investor wajib mempertimbangkan tujuan, toleransi risiko, dan fundamental pasar yang relevan.





