Pada 16 Mei, Federal Reserve Bank of New York dan Bank for International Settlements (BIS) bersama-sama merilis laporan penelitian "Project Pine" untuk menguji kelayakan penggunaan kontrak pintar untuk menerapkan kebijakan moneter di pasar keuangan token. Menurut studi Project Pine, Pusat Inovasi Fed New York dan Pusat Inovasi BIS telah bersama-sama mengembangkan prototipe toolkit berbasis kontrak pintar untuk implementasi kebijakan moneter bank sentral. Toolkit ini mendukung pembayaran suku bunga, pembelian aset, manajemen hipotek, dan banyak lagi, dan diuji dalam 10 skenario simulasi historis, termasuk turbulensi pasar dan krisis likuiditas. Laporan tersebut menunjukkan bahwa kontrak pintar memiliki kemampuan untuk menerapkan dan menyesuaikan alat kebijakan moneter dengan cepat, memberikan fleksibilitas dan efisiensi bagi bank sentral untuk menerapkan kebijakan dalam sistem keuangan token di masa depan, tetapi juga menekankan perlunya memperhatikan interoperabilitas, standar data, dan potensi risiko operasional.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Federal Reserve New York dan bank for international settlements menerbitkan laporan penelitian untuk menguji alat kebijakan moneter tokenisasi
Pada 16 Mei, Federal Reserve Bank of New York dan Bank for International Settlements (BIS) bersama-sama merilis laporan penelitian "Project Pine" untuk menguji kelayakan penggunaan kontrak pintar untuk menerapkan kebijakan moneter di pasar keuangan token. Menurut studi Project Pine, Pusat Inovasi Fed New York dan Pusat Inovasi BIS telah bersama-sama mengembangkan prototipe toolkit berbasis kontrak pintar untuk implementasi kebijakan moneter bank sentral. Toolkit ini mendukung pembayaran suku bunga, pembelian aset, manajemen hipotek, dan banyak lagi, dan diuji dalam 10 skenario simulasi historis, termasuk turbulensi pasar dan krisis likuiditas. Laporan tersebut menunjukkan bahwa kontrak pintar memiliki kemampuan untuk menerapkan dan menyesuaikan alat kebijakan moneter dengan cepat, memberikan fleksibilitas dan efisiensi bagi bank sentral untuk menerapkan kebijakan dalam sistem keuangan token di masa depan, tetapi juga menekankan perlunya memperhatikan interoperabilitas, standar data, dan potensi risiko operasional.