1,4 triliun "utang gelap" muncul ke permukaan: bagaimana hedge fund Cayman menjadi "buaya raksasa" yang tidak terlihat di pasar utang AS?

Laporan terbaru Federal Reserve mengungkap kabut data di pasar utang AS: Data modal internasional Departemen Keuangan AS (TIC) tidak hanya "serius" meremehkan skala kepemilikan utang dana lindung nilai di Kepulauan Cayman, tetapi juga melewatkan ketergantungan mendalam mereka terhadap perdagangan basis berisiko tinggi, dan kekosongan ini menyimpan potensi ketidakstabilan di pasar keuangan.

Satu, Kekurangan Data: Skala utang sebesar 14 triliun tidak terlihat.

Tim Federal Reserve dalam laporannya menunjukkan bahwa hingga akhir 2024, data TIC memperkirakan bahwa jumlah obligasi AS yang dipegang oleh hedge fund di Kepulauan Cayman diabaikan sekitar 1,4 triliun dolar AS. Setelah direvisi, ukuran utang yang sebenarnya dipegang oleh dana tersebut mencapai 1,85 triliun dolar AS — angka ini jauh melebihi negara-negara besar tradisional seperti China, Jepang, dan Inggris, menjadikannya "pemegang asing terbesar" obligasi AS.

Yang lebih menarik perhatian adalah bahwa ukuran utang hedge fund di Kepulauan Cayman telah melonjak sebesar 1 triliun dolar sejak 2022, dan secara bertahap menjadi "pembeli asing marginal" untuk obligasi pemerintah AS. Penulis laporan Federal Reserve secara tegas menyatakan bahwa data yang serius meremehkan ini telah menjadi "hambatan utama" bagi pembuat kebijakan dan investor dalam menganalisis aliran dana lintas batas dan dampaknya terhadap pasar keuangan.

2. Zona Buta Risiko: Dominasi Perdagangan Basis Belum Tertangkap

Kekurangan data TIC tidak hanya terbatas pada statistik skala utang, tetapi juga tidak mencerminkan peran inti dana lindung nilai di Kepulauan Cayman dalam perdagangan basis. Strategi arbitrase yang memanfaatkan selisih harga antara kontrak berjangka obligasi pemerintah dan harga spot ini, perlu dilakukan dengan meminjam di pasar repositori untuk meningkatkan leverage - yaitu dengan membeli obligasi pemerintah di pasar spot dan menjual kontrak berjangka obligasi pemerintah, dengan memanfaatkan leverage untuk memperbesar keuntungan selisih harga yang tipis.

Faktanya, risiko dari jenis perdagangan ini telah memicu kewaspadaan regulator. Pada Maret 2020, penutupan perdagangan basis telah dituduh menyebabkan gejolak di pasar obligasi pemerintah; pada 2023, dengan meningkatnya ketergantungan hedge fund pada leverage, Federal Reserve dan Departemen Keuangan kembali memulai tinjauan risiko; dalam volatilitas pasar pada April 2025, penutupan perdagangan basis bahkan menyumbang 30%~40% dari kenaikan imbal hasil obligasi AS. Sementara itu, perbedaan antara data TIC dan laporan Komisi Sekuritas dan Bursa AS yang mendekati 1,4 triliun dolar adalah cerminan langsung dari posisi terkait perdagangan basis yang tidak termasuk dalam statistik.

Tiga, distorsi data: mengapa "buaya gaib" sulit terdeteksi?

Data TIC sebagai indikator inti untuk melacak aliran dana lintas batas AS memiliki sumber distorsi yang berasal dari batasan statistik—tidak mencakup posisi tersembunyi yang dibentuk oleh hedge fund melalui perdagangan basis, sementara perdagangan semacam ini dapat ditemukan dengan jelas dalam dokumen yang diajukan oleh dana kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS.

Seiring dengan meningkatnya ukuran utang dan risiko perdagangan leverage dari dana lindung nilai di Kepulauan Cayman, data yang "terlambat dan tidak lengkap" ini tentu membuat potensi risiko pasar obligasi AS semakin sulit diprediksi. Seperti yang dikhawatirkan pasar, begitu terjadi guncangan eksternal, perdagangan basis dengan leverage tinggi dapat memicu kembali siklus ganas "penurunan harga → penjualan → penurunan lebih lanjut", mengulang krisis kekeringan likuiditas.