Saya mengenal seorang guru dari Shanghai, telah delapan tahun di dunia kripto, menyaksikan secara langsung dari modal awal lebih dari dua puluh juta hingga mencapai lebih dari delapan ratus juta.

Usianya 46 tahun, hidupnya jauh lebih rendah hati daripada kebanyakan orang. Tinggal di apartemen biasa, sehari-hari mengandalkan sepeda listrik untuk berpergian, bahkan saat ke pasar untuk belanja sayur dia tetap bernegosiasi dengan serius. Dia bilang, suasana kehidupan yang sederhana ini adalah ketenangan dunia nyata.

Kemampuan menggandakan modal ratusan kali bukan karena rahasia atau keberuntungan, melainkan karena dia memegang teguh beberapa aturan keras. Saya rangkumkan, mungkin bisa membantu kamu menghindari jebakan dan berjalan lebih stabil:

1. Naik cepat turun lambat, biasanya sedang mengumpulkan posisi—setelah naik tinggi, tidak langsung dijual, malah perlahan menekan harga untuk mengakumulasi koin. Jangan tertipu oleh “ritme yang menyiksa” ini.

2. Turun drastis lalu stagnan, besar kemungkinan sedang melakukan distribusi—penurunan mendadak, rebound tidak kuat, biasanya adalah pelarian dari pemain utama. Jangan terburu-buru membeli di bawah, itu bisa jebakan.

3. Volume tinggi di posisi atas tidak selalu menandakan puncak—sering kali itu adalah perputaran saham, yang perlu diwaspadai adalah penurunan volume yang disertai penurunan harga, itu menandakan tren akan berakhir.

4. Volume yang berulang di dasar harga adalah tanda solid—volume sekali saja bisa menipu, tapi volume berulang menunjukkan kekuatan utama sedang masuk, kesepakatan sedang terbentuk.

5. Emosi lebih nyata daripada pola grafik—jangan terlalu percaya indikator rumit. Pasar terdiri dari manusia, volume adalah ekspresi paling jujur dari emosi.

6. Kata “tidak” adalah strategi utama—tidak terikat, tidak serakah, tidak takut. Mereka yang mampu menunggu di posisi kosong, layak menangkap peluang besar yang sesungguhnya.

Musuh terbesar di dunia kripto bukanlah bandar besar atau garis candlestick, melainkan nafsu dan rasa ingin tahu di hati kita. Pasar tidak pernah absen, yang kurang adalah ketenangan, kendali, dan kemampuan menjaga posisi.

Kebanyakan orang bukan karena tidak berusaha, tapi terjebak dalam siklus yang sama, kekurangan lampu penuntun. Peluang selalu ada—bersama orang yang tepat, hari akan segera cerah.