Tindakan Trump kali ini benar-benar keras—perkara tarif masih belum selesai, dia langsung mengumumkan memberikan 2000 dolar "bonus tarif" kepada seluruh rakyat. Waktunya sangat tepat, Mahkamah Agung masih memperdebatkan apakah tarif tersebut legal atau tidak, sementara dia sudah mengeluarkan masalah uang ini, jelas-jelas memberi tekanan: jika kalian berani memutuskan saya melanggar hukum, itu berarti memutuskan sumber penghasilan rakyat.

Namun, apakah uang ini benar-benar bisa dicairkan masih perlu dipertanyakan. Menteri Keuangan Bessent segera keluar untuk menjelaskan, bahwa uang ini mungkin akan dicairkan dalam bentuk "batas bebas pajak", bukan langsung ditransfer ke akun. Dengan kata lain, mungkin ini hanya sebuah janji, berapa banyak yang bisa kita dapatkan masih tergantung pada bagaimana proses selanjutnya.

Menariknya, Trump secara khusus menekankan bahwa "kelompok berpenghasilan tinggi tidak mendapatkan", tetapi berapa banyak yang dianggap berpenghasilan tinggi? Tidak ada yang mengatakan. Standar yang kabur ini menyimpan maksud—baik bisa mengangkat bendera "merampok orang kaya untuk membantu orang miskin" untuk menarik pemilih di tingkat dasar, sekaligus memberi dirinya ruang untuk bernegosiasi. Kebijakan pemotongan pajak di masa lalu menyenangkan kelas menengah, sekarang langsung memberikan uang untuk menargetkan kelas pekerja, perhitungan politiknya sangat tepat.

Tapi masalah nyata ada di sana: penghentian pemerintah telah menyebabkan 42 juta orang menghadapi gangguan pasokan makanan, meskipun data pekerjaan ADP AS melebihi ekspektasi, tetapi tekanan biaya hidup yang dialami masyarakat tidak berkurang. Uang 2000 ini, meskipun benar-benar diberikan, seberapa banyak yang bisa menyelesaikan masalah mendesak? Atau apakah ini hanya untuk mencari alasan yang rasional bagi kebijakan tarif? Pasar sedang mengamati, masyarakat juga menunggu, bagaimana perhitungan ini akan dilakukan masih harus dilihat.