Saya adalah Lao Li, sudah 12 tahun masuk ke dunia ini, tahun ini umur 32. Aset saya untuk kedua kalinya mantap di 8 digit—benar, untuk kedua kalinya. Setelah pertama kali dapat, sempat habis juga, siapa sih yang belum pernah bayar “uang sekolah” di pasar? Sekarang kalau dinas ke luar kota dan nginap di hotel, yang di bawah dua juta nggak saya lirik.

Saya cerita begini bukan buat pamer, tapi mau kasih tahu: berharap bisa bangkit hanya dari gaji tetap? Terlalu sulit. Sepuluh tahun lalu saya sudah sadar soal ini, langsung All in ke dunia trading. Sudah kenyang rugi, sekarang baru berani ngomong begini.

Bull dan bear market sudah pernah lewat, naik-turunnya harga sudah sering lihat. Bisa bertahan sampai sekarang, bukan karena teknik jago banget, tapi karena tahu kapan harus mundur, kapan harus nekat.

**Saya kasih tahu satu jebakan klasik dulu:** Koin yang naiknya kencang, tapi turunnya lambat, jangan pernah kejar. Itu bandar lagi ngumpulin barang, pelan-pelan ngegali lubang buat kamu. Sebaliknya, habis anjlok terus ada pantulan lemah? Jangan mimpi bisa nangkap bottom, itu bandar lagi jual di atas, pura-pura rebound biar kamu jadi penampung terakhir.

Ada juga yang begitu lihat volume besar di puncak langsung panik jual—padahal belum tentu sudah puncak, kadang itu bandar lagi dorong naik terakhir kali. Tapi kalau harga sudah tinggi tapi volumenya hilang? Nah, itu baru waktunya kabur, kalau nggak kamu yang jadi korban terakhir.

Volume besar di bottom juga jangan buru-buru masuk. Banyak yang itu cuma jebakan. Sinyal masuk yang benar itu, volume besar beberapa hari berturut-turut tapi harga tetap stabil, nggak turun, baru layak dipertimbangkan.

Intinya, trading koin itu soal emosi. Arah pasar lihat dari emosi, emosi lihat dari volume transaksi. Waktu kamu pengin lompat masuk, biasanya itu saat bandar mau keluar; waktu kamu takut pengin kabur, mereka sudah siap beli.

Dunia kripto memang begini, yang dipotong ya-ya itu aja terus. Yang kena likuidasi bukan karena bodoh, tapi nggak bisa tahan diri. Yang mimpi bisa kaya mendadak dari sekali transaksi, semua sudah “dididik” pasar.

Saya nggak merasa diri jago, tapi selalu evaluasi, selalu belajar. Dapat untung bukan karena hoki, tapi karena berkali-kali jatuh dan terus perbaiki strategi.

Pasar ini nggak pernah kekurangan peluang, yang kurang itu orang yang bisa ngerti peluang. Mau untung lebih banyak? Jangan lagi trading pakai perasaan, itu mah bikin susah sendiri. Sekarang market lagi volatile, strategi lebih penting dari apa pun.