# Jerat Bunga Tinggi: Risiko Pertaruhan di Balik 14% vs 11%

Lihat rasio imbal hasil dividen, AGNC (REIT hipotek) mengeluarkan angka menarik 14%, mengalahkan S&P 500 yang hanya 1,2%. Tapi ada jebakan di sini: dana ini telah memotong dividen berkali-kali dalam 10 tahun terakhir, dari $0,22/lembar pada tahun 2014 turun menjadi $0,12/lembar sekarang, pemotongan terakhir terjadi pada tahun 2020.

Mengapa pemotongannya begitu parah? Permainan AGNC sangat sederhana—hanya berinvestasi pada Agency MBS (paket aset hipotek yang dijamin pemerintah), mengandalkan leverage untuk memperbesar keuntungan. Begitu imbal hasil jatuh di bawah biaya pendanaan, distribusi dividen harus terpangkas. Hasil tinggi = risiko tinggi, perhitungan ini jelas.

Sebaliknya, Starwood Property Trust (yield 11%) jauh lebih stabil. Portofolio terdiversifikasi ke dalam pinjaman real estat komersial (53%), pinjaman perumahan (9%), infrastruktur (10%) serta properti yang dimiliki langsung (19%). Tahun ini juga mengeluarkan 2,2 miliar dolar untuk mengakuisisi Fundamental Income Properties, memegang kontrak sewa selama 17 tahun. Hasilnya—**selama lebih dari sepuluh tahun, dividen tidak pernah dipotong sekali pun**.

Dalam hal rasio risiko dan imbal hasil, Starwood dapat dengan fleksibel menyesuaikan strateginya, sementara AGNC terjebak pada jalur MBS. Bagi investor yang mengejar aliran kas yang stabil, imbal hasil tetap 11% lebih baik daripada 14% yang tidak pasti.