Standar kelas menengah Asia diungkap: Apakah pendapatanmu memenuhi syarat?

Kelas menengah Asia sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Data dari Forum Ekonomi Dunia menunjukkan bahwa pada tahun 2020, kelas menengah di Asia telah mencapai 2 miliar orang, dan diperkirakan akan melampaui 3,5 miliar pada tahun 2030. Namun, definisi “kelas menengah” bervariasi antar negara — biaya hidup, ukuran keluarga, dan tingkat perkembangan ekonomi akan mempengaruhi standar penilaian.

Mari kita membahas garis pendapatan kelas menengah dari 8 negara Asia:

Vietnam: Pendapatan tahunan $6,000-$18,000. Biaya hidup di Hanoi dan Ho Chi Minh City lebih tinggi, kehidupan yang nyaman memerlukan mendekati batas atas.

India: Pendapatan tahunan ₹50 lakh-300 lakh (sekitar $6,000-$34,000). Kelas menengah India diperkirakan mencapai 800 juta orang pada tahun 2030, dan Mumbai, Delhi, Bengaluru memerlukan $7,000-$23,000 untuk hidup layak.

Korea: Pendapatan tahunan ₩240 juta-600 juta. Sebagai ekonomi maju di Asia, kualitas hidup kelas menengah di Seoul, Busan, dan Incheon jelas lebih baik dibandingkan negara lain.

Filipina: Pendapatan tahunan $4,800-$24,000. Dukungan kebijakan dan urbanisasi mendorong ekspansi kelas menengah.

China: Pendapatan tahunan $3,600-$18,250, tetapi ada perbedaan besar antar kota. Kota-kota besar (Beijing, Shanghai, Shenzhen) membutuhkan pendapatan tahunan ¥200,000-600,000 ($28,000-$85,000) untuk kehidupan yang nyaman. Jarak antara kaya dan miskin sangat terlihat.

Indonesia: Pendapatan tahunan sekitar ₨600.000-3.600.000 ($3.900-$23.400). Kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya memiliki tuntutan yang lebih tinggi.

Thailand: Pendapatan tahunan ฿200.000-฿1.000.000 ($6.000-$30.000). Pertumbuhan kelas menengah didorong oleh industri pariwisata dan pembangunan, dengan perbedaan biaya yang signifikan antara Bangkok, Chiang Mai, dan Pattaya.

Jepang: Pendapatan tahunan ¥3 juta-8 juta (gaji tahunan 30-80 ribu dolar AS). Bekas benteng kelas menengah kini menghadapi tekanan - “Kemiskinan kelas pekerja” dan ketidakstabilan pekerjaan bagi kaum muda menjadi tantangan baru.

Pengamatan Inti: Meskipun sama-sama disebut “kelas menengah”, standar di Vietnam dan India tidak mencapai setengah dari Jepang dan Korea. Tahap perkembangan ekonomi menentukan ambang pendapatan, tetapi momentum ekspansi kelas menengah di Asia tidak bisa dihentikan oleh siapa pun - ini berarti ada peluang besar di pasar konsumsi.