Malaysia terus melanjutkan proses pidana terhadap Tim Leissner, mantan banker Goldman Sachs yang menjadi pusat skandal 1MDB yang terkenal. Menurut pernyataan dari Kantor Jaksa Agung, otoritas bertekad untuk membawa Leissner ke pengadilan di tanah Asia Tenggara atas dugaan perannya dalam salah satu penipuan keuangan terbesar di dunia.
Kisah 1MDB—yang menyedot milyaran dari dana investasi negara Malaysia—sudah memicu penyelidikan di berbagai yurisdiksi. Leissner sebelumnya mengaku bersalah di AS atas tuduhan konspirasi dan telah bekerja sama dengan penuntut Amerika. Kini, pejabat Malaysia ingin mendapatkan giliran di pengadilan, menandakan mereka tidak akan membiarkan perkara ini berhenti hanya dengan hukuman di luar negeri.
Langkah ini mencerminkan upaya berkelanjutan Malaysia untuk memulihkan aset yang dicuri dan menuntut semua pihak yang terlibat. Kasus ini memiliki implikasi luas untuk tata kelola keuangan, menyentuh isu transparansi, korupsi institusional, dan penegakan hukum lintas batas—keprihatinan yang melampaui keuangan tradisional ke ruang aset digital yang sedang berkembang, di mana pengawasan regulasi tetap menjadi topik hangat.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
airdrop_huntress
· 13jam yang lalu
Saya takut sulit untuk kembali ke posisi awal
Lihat AsliBalas0
BlockchainWorker
· 13jam yang lalu
Keuangan lintas batas tidak toleran terhadap penipuan
Malaysia terus melanjutkan proses pidana terhadap Tim Leissner, mantan banker Goldman Sachs yang menjadi pusat skandal 1MDB yang terkenal. Menurut pernyataan dari Kantor Jaksa Agung, otoritas bertekad untuk membawa Leissner ke pengadilan di tanah Asia Tenggara atas dugaan perannya dalam salah satu penipuan keuangan terbesar di dunia.
Kisah 1MDB—yang menyedot milyaran dari dana investasi negara Malaysia—sudah memicu penyelidikan di berbagai yurisdiksi. Leissner sebelumnya mengaku bersalah di AS atas tuduhan konspirasi dan telah bekerja sama dengan penuntut Amerika. Kini, pejabat Malaysia ingin mendapatkan giliran di pengadilan, menandakan mereka tidak akan membiarkan perkara ini berhenti hanya dengan hukuman di luar negeri.
Langkah ini mencerminkan upaya berkelanjutan Malaysia untuk memulihkan aset yang dicuri dan menuntut semua pihak yang terlibat. Kasus ini memiliki implikasi luas untuk tata kelola keuangan, menyentuh isu transparansi, korupsi institusional, dan penegakan hukum lintas batas—keprihatinan yang melampaui keuangan tradisional ke ruang aset digital yang sedang berkembang, di mana pengawasan regulasi tetap menjadi topik hangat.