Komoditas (Commodities) sejajar dengan saham dan obligasi sebagai tiga kategori aset inti dalam pasar investasi global. Karena memiliki likuiditas tinggi dan terkait erat dengan ekonomi makro, fluktuasi harganya sering kali dapat secara akurat mencerminkan perubahan siklus ekonomi global. Bagi trader yang ingin mengoptimalkan portofolio investasi, memahami karakteristik dan metode investasi komoditas sangat penting.
Apa itu Komoditas?
Komoditas merujuk pada barang yang masuk ke dalam peredaran tetapi berada di luar rantai ritel, memiliki sifat komoditas, dan digunakan secara luas dalam produksi industri dan konsumsi dalam jumlah besar. Perbedaan utama dengan barang konsumsi sehari-hari terletak pada sifat “besar” dari komoditas: pasokan besar, permintaan besar, volume peredaran besar, dan cadangan besar, sehingga biasanya berada di posisi hulu dari seluruh rantai industri.
Berdasarkan sifatnya, komoditas dibagi menjadi enam kategori utama: Energi, Logam Industri, Logam Mulia, Produk Pertanian, Komoditas Lunak, dan Produk Peternakan. Karena komoditas global sebagian besar diangkut melalui pengangkutan laut, indeks pengangkutan juga sering dianggap sebagai instrumen perdagangan khusus.
Penjelasan Rinci tentang Kategori Utama Komoditas
Komoditas Energi meliputi minyak mentah, bensin, minyak bahan bakar, gas alam, dan listrik. Di antaranya, minyak mentah karena volume permintaan dan penawaran terbesar serta likuiditas terkuat disebut sebagai “Raja Komoditas”. Penggunaan hilir minyak mentah mencakup berbagai aspek kehidupan: produk plastik untuk kemasan makanan, PTA untuk tekstil, PVC untuk bahan bangunan, bensin untuk transportasi, menunjukkan pentingnya.
Logam Industri meliputi tembaga, aluminium, timbal, seng, dan bijih besi, merupakan bahan dasar dalam produksi industri.
Logam Mulia meliputi emas, perak, palladium, dan platinum. Dibandingkan logam industri, logam mulia memiliki nilai satuan yang lebih tinggi, hampir tidak korosi atau berubah sifatnya, sehingga memiliki fungsi penyimpanan nilai, pelindung nilai, dan lindung nilai risiko, serta secara historis berperan sebagai mata uang.
Produk Pertanian meliputi kedelai, jagung, gandum, dan biji-bijian lainnya yang diproduksi secara luas di seluruh dunia.
Komoditas Lunak meliputi gula, kapas, dan kopi.
Produk Peternakan terutama mencakup daging babi, sapi, dan produk daging lainnya.
Bagaimana Investor Memilih Komoditas yang Tepat?
Meskipun volume perdagangan komoditas besar, tidak semua instrumen cocok untuk investor ritel. Beberapa komoditas karena sifat khusus atau batasan perdagangan, memiliki nilai investasi yang terbatas. Misalnya, kontrak berjangka listrik meskipun permintaan dan penawaran tinggi, karena keterbatasan pengangkutan dan pengaruh regional, tidak ideal untuk sebagian besar investor.
Lalu, komoditas apa yang layak diperhatikan? Berikut enam kriteria sebagai dasar penilaian:
Pasar Likuiditas Tinggi: Instrumen harus memiliki likuiditas yang cukup, yaitu melibatkan banyak dana secara berkelanjutan dalam perdagangan. Partisipasi dana yang cukup menunjukkan mekanisme penemuan harga yang baik dan hampir tidak ada ruang manipulasi. Minyak mentah, tembaga, emas, kedelai dan sebagian besar instrumen utama memenuhi standar ini.
Harga Seragam Global: Komoditas diperdagangkan di berbagai bursa di seluruh dunia dan membentuk acuan harga global. Minyak mentah dan emas adalah contoh utama, di mana trader di seluruh dunia mengikuti harga pasar internasional.
Mudah Disimpan dan Diangkut: Komoditas mudah disimpan dan tidak terlalu dipengaruhi oleh faktor regional atau musiman. Logam dan biji-bijian memenuhi karakteristik ini.
Kualitas Standar: Kualitas dan spesifikasi produk tetap konsisten dan diakui secara ketat, terlepas dari lokasi produksi. Minyak mentah dan emas adalah contoh standar kualitas yang terstandarisasi.
Permintaan Stabil dan Jangka Panjang: Terdapat permintaan yang panjang, luas, dan stabil terhadap komoditas tersebut di seluruh dunia. Minyak, gas alam, gandum, dan kedelai memiliki ciri ini.
Mudah Analisis Fundamental: Data ekonomi dan informasi industri terkait komoditas mudah diakses, memudahkan investor untuk memperkirakan arah harga berdasarkan logika ekonomi, bukan hanya analisis teknikal.
Berdasarkan standar penilaian di atas, instrumen seperti minyak mentah, tembaga, aluminium, emas, perak, kedelai, jagung, gula, kapas paling layak menjadi fokus perhatian investor.
Menangkap Peluang Resonansi Ekonomi Global
Karena penetapan harga komoditas secara global, saat siklus ekonomi utama negara-negara besar di dunia menyinkronkan, kekuatan pendorong terhadap komoditas paling kuat. Setelah pandemi 2020, bank sentral di seluruh dunia menerapkan kebijakan pelonggaran kuantitatif, menyebabkan fenomena “uang berlebih dari barang”, memicu ekspektasi inflasi, dan secara bersamaan mendorong kenaikan harga komoditas secara umum. Ini adalah contoh klasik dari resonansi ekonomi global yang mendorong pasar bullish komoditas.
Bagaimana Cara Berinvestasi di Komoditas?
Investasi komoditas terbagi menjadi dua kategori utama: investasi fisik dan derivatif. Investasi fisik meliputi perdagangan spot, investasi tambang, logistik, dan lain-lain, tetapi artikel ini lebih menitikberatkan pada investasi derivatif, terutama kontrak berjangka dan opsi.
Bagi investor yang baru memasuki pasar komoditas, pertama-tama harus memahami mekanisme kerja kontrak berjangka. Setiap kontrak berjangka memiliki underlying yang jelas, misalnya kontrak berjangka minyak mentah yang underlying-nya adalah minyak mentah spot.
Setelah menentukan underlying, investor juga perlu memahami konsep waktu jatuh tempo kontrak. Harga berjangka sebenarnya adalah prediksi pasar terhadap harga spot bulan tertentu di masa depan, sehingga investor perlu memperkirakan tingkat harga spot saat jatuh tempo dan membuat keputusan perdagangan berdasarkan itu.
Dasar Pengetahuan Perdagangan Berjangka
Harga kontrak berjangka komoditas akhirnya bergantung pada harga spot bulan tertentu di masa depan, dan faktor utama yang mempengaruhi harga spot meliputi kondisi ekonomi makro dan pasokan serta permintaan komoditas tersebut. Studi mendalam tentang faktor-faktor ini disebut analisis fundamental, yang menentukan arah dan besarnya perubahan harga.
Selain fundamental, investor juga dapat menggunakan alat analisis teknikal untuk pengambilan keputusan. Tetapi kedua pendekatan ini saling melengkapi: analisis fundamental harus dikonfirmasi oleh analisis teknikal agar dapat mengidentifikasi waktu masuk dan keluar yang lebih akurat serta mengendalikan risiko; sementara analisis teknikal juga membutuhkan panduan dari fundamental, karena sinyal teknikal saja tidak cukup untuk memprediksi durasi tren dan besarnya kenaikan atau penurunan. Kombinasi fundamental dan teknikal secara organik adalah kunci keberhasilan trading.
Ringkasan
Komoditas bersama saham dan obligasi menjadi bagian penting dari portofolio investasi global. Partisipasi dalam investasi komoditas secara esensial adalah melakukan penetapan ulang harga terhadap rantai industri global.
Dari sudut pandang praktis, investor harus menggabungkan analisis fundamental dan teknikal, fokus pada instrumen berjangka utama. Instrumen yang direkomendasikan meliputi minyak mentah, tembaga, aluminium, emas, perak, kedelai, jagung, gula, dan kapas, karena semuanya memiliki karakteristik likuiditas yang cukup, penetapan harga global, dan didorong oleh faktor fundamental, sehingga paling cocok untuk investor jangka menengah dan panjang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Panduan Investasi Komoditas: Cara Memilih Instrumen Perdagangan yang Paling Berpotensi
Komoditas (Commodities) sejajar dengan saham dan obligasi sebagai tiga kategori aset inti dalam pasar investasi global. Karena memiliki likuiditas tinggi dan terkait erat dengan ekonomi makro, fluktuasi harganya sering kali dapat secara akurat mencerminkan perubahan siklus ekonomi global. Bagi trader yang ingin mengoptimalkan portofolio investasi, memahami karakteristik dan metode investasi komoditas sangat penting.
Apa itu Komoditas?
Komoditas merujuk pada barang yang masuk ke dalam peredaran tetapi berada di luar rantai ritel, memiliki sifat komoditas, dan digunakan secara luas dalam produksi industri dan konsumsi dalam jumlah besar. Perbedaan utama dengan barang konsumsi sehari-hari terletak pada sifat “besar” dari komoditas: pasokan besar, permintaan besar, volume peredaran besar, dan cadangan besar, sehingga biasanya berada di posisi hulu dari seluruh rantai industri.
Berdasarkan sifatnya, komoditas dibagi menjadi enam kategori utama: Energi, Logam Industri, Logam Mulia, Produk Pertanian, Komoditas Lunak, dan Produk Peternakan. Karena komoditas global sebagian besar diangkut melalui pengangkutan laut, indeks pengangkutan juga sering dianggap sebagai instrumen perdagangan khusus.
Penjelasan Rinci tentang Kategori Utama Komoditas
Komoditas Energi meliputi minyak mentah, bensin, minyak bahan bakar, gas alam, dan listrik. Di antaranya, minyak mentah karena volume permintaan dan penawaran terbesar serta likuiditas terkuat disebut sebagai “Raja Komoditas”. Penggunaan hilir minyak mentah mencakup berbagai aspek kehidupan: produk plastik untuk kemasan makanan, PTA untuk tekstil, PVC untuk bahan bangunan, bensin untuk transportasi, menunjukkan pentingnya.
Logam Industri meliputi tembaga, aluminium, timbal, seng, dan bijih besi, merupakan bahan dasar dalam produksi industri.
Logam Mulia meliputi emas, perak, palladium, dan platinum. Dibandingkan logam industri, logam mulia memiliki nilai satuan yang lebih tinggi, hampir tidak korosi atau berubah sifatnya, sehingga memiliki fungsi penyimpanan nilai, pelindung nilai, dan lindung nilai risiko, serta secara historis berperan sebagai mata uang.
Produk Pertanian meliputi kedelai, jagung, gandum, dan biji-bijian lainnya yang diproduksi secara luas di seluruh dunia.
Komoditas Lunak meliputi gula, kapas, dan kopi.
Produk Peternakan terutama mencakup daging babi, sapi, dan produk daging lainnya.
Bagaimana Investor Memilih Komoditas yang Tepat?
Meskipun volume perdagangan komoditas besar, tidak semua instrumen cocok untuk investor ritel. Beberapa komoditas karena sifat khusus atau batasan perdagangan, memiliki nilai investasi yang terbatas. Misalnya, kontrak berjangka listrik meskipun permintaan dan penawaran tinggi, karena keterbatasan pengangkutan dan pengaruh regional, tidak ideal untuk sebagian besar investor.
Lalu, komoditas apa yang layak diperhatikan? Berikut enam kriteria sebagai dasar penilaian:
Pasar Likuiditas Tinggi: Instrumen harus memiliki likuiditas yang cukup, yaitu melibatkan banyak dana secara berkelanjutan dalam perdagangan. Partisipasi dana yang cukup menunjukkan mekanisme penemuan harga yang baik dan hampir tidak ada ruang manipulasi. Minyak mentah, tembaga, emas, kedelai dan sebagian besar instrumen utama memenuhi standar ini.
Harga Seragam Global: Komoditas diperdagangkan di berbagai bursa di seluruh dunia dan membentuk acuan harga global. Minyak mentah dan emas adalah contoh utama, di mana trader di seluruh dunia mengikuti harga pasar internasional.
Mudah Disimpan dan Diangkut: Komoditas mudah disimpan dan tidak terlalu dipengaruhi oleh faktor regional atau musiman. Logam dan biji-bijian memenuhi karakteristik ini.
Kualitas Standar: Kualitas dan spesifikasi produk tetap konsisten dan diakui secara ketat, terlepas dari lokasi produksi. Minyak mentah dan emas adalah contoh standar kualitas yang terstandarisasi.
Permintaan Stabil dan Jangka Panjang: Terdapat permintaan yang panjang, luas, dan stabil terhadap komoditas tersebut di seluruh dunia. Minyak, gas alam, gandum, dan kedelai memiliki ciri ini.
Mudah Analisis Fundamental: Data ekonomi dan informasi industri terkait komoditas mudah diakses, memudahkan investor untuk memperkirakan arah harga berdasarkan logika ekonomi, bukan hanya analisis teknikal.
Berdasarkan standar penilaian di atas, instrumen seperti minyak mentah, tembaga, aluminium, emas, perak, kedelai, jagung, gula, kapas paling layak menjadi fokus perhatian investor.
Menangkap Peluang Resonansi Ekonomi Global
Karena penetapan harga komoditas secara global, saat siklus ekonomi utama negara-negara besar di dunia menyinkronkan, kekuatan pendorong terhadap komoditas paling kuat. Setelah pandemi 2020, bank sentral di seluruh dunia menerapkan kebijakan pelonggaran kuantitatif, menyebabkan fenomena “uang berlebih dari barang”, memicu ekspektasi inflasi, dan secara bersamaan mendorong kenaikan harga komoditas secara umum. Ini adalah contoh klasik dari resonansi ekonomi global yang mendorong pasar bullish komoditas.
Bagaimana Cara Berinvestasi di Komoditas?
Investasi komoditas terbagi menjadi dua kategori utama: investasi fisik dan derivatif. Investasi fisik meliputi perdagangan spot, investasi tambang, logistik, dan lain-lain, tetapi artikel ini lebih menitikberatkan pada investasi derivatif, terutama kontrak berjangka dan opsi.
Bagi investor yang baru memasuki pasar komoditas, pertama-tama harus memahami mekanisme kerja kontrak berjangka. Setiap kontrak berjangka memiliki underlying yang jelas, misalnya kontrak berjangka minyak mentah yang underlying-nya adalah minyak mentah spot.
Setelah menentukan underlying, investor juga perlu memahami konsep waktu jatuh tempo kontrak. Harga berjangka sebenarnya adalah prediksi pasar terhadap harga spot bulan tertentu di masa depan, sehingga investor perlu memperkirakan tingkat harga spot saat jatuh tempo dan membuat keputusan perdagangan berdasarkan itu.
Dasar Pengetahuan Perdagangan Berjangka
Harga kontrak berjangka komoditas akhirnya bergantung pada harga spot bulan tertentu di masa depan, dan faktor utama yang mempengaruhi harga spot meliputi kondisi ekonomi makro dan pasokan serta permintaan komoditas tersebut. Studi mendalam tentang faktor-faktor ini disebut analisis fundamental, yang menentukan arah dan besarnya perubahan harga.
Selain fundamental, investor juga dapat menggunakan alat analisis teknikal untuk pengambilan keputusan. Tetapi kedua pendekatan ini saling melengkapi: analisis fundamental harus dikonfirmasi oleh analisis teknikal agar dapat mengidentifikasi waktu masuk dan keluar yang lebih akurat serta mengendalikan risiko; sementara analisis teknikal juga membutuhkan panduan dari fundamental, karena sinyal teknikal saja tidak cukup untuk memprediksi durasi tren dan besarnya kenaikan atau penurunan. Kombinasi fundamental dan teknikal secara organik adalah kunci keberhasilan trading.
Ringkasan
Komoditas bersama saham dan obligasi menjadi bagian penting dari portofolio investasi global. Partisipasi dalam investasi komoditas secara esensial adalah melakukan penetapan ulang harga terhadap rantai industri global.
Dari sudut pandang praktis, investor harus menggabungkan analisis fundamental dan teknikal, fokus pada instrumen berjangka utama. Instrumen yang direkomendasikan meliputi minyak mentah, tembaga, aluminium, emas, perak, kedelai, jagung, gula, dan kapas, karena semuanya memiliki karakteristik likuiditas yang cukup, penetapan harga global, dan didorong oleh faktor fundamental, sehingga paling cocok untuk investor jangka menengah dan panjang.