Poundsterling pernah mencapai puncak kejayaannya, kini justru menjadi “indikator sentimen” di pasar valuta asing.
Dari titik tertinggi historis 1.53 dolar AS pada 2015, turun ke titik terendah 1.03 dolar AS pada 2022, pergerakan nilai tukar GBP/USD seperti roller coaster—setiap kali ada gejolak politik di Inggris, pound langsung jatuh. Tapi situasi kini mulai berubah. Dengan percepatan tren de-dolarisasi global pada 2025, dan Federal Reserve memasuki siklus penurunan suku bunga, prediksi pergerakan pound menyambut peluang baru. Kali ini, akankah pound mampu kembali ke jalur penguatan?
Mengapa GBP selalu “meledak” di saat kritis?
Untuk memahami karakter pound, mari lihat tiga kelemahan utamanya:
Kelemahan satu: Risiko politik sangat tinggi
Malam referendum Brexit 2016, GBP langsung anjlok dari 1.47 ke 1.22, mencatat penurunan harian terbesar dalam puluhan tahun. Pada 2022, “skandal anggaran mini”, Perdana Menteri Truss mengusulkan pemotongan pajak besar-besaran tanpa penjelasan sumber dana, pasar langsung panik, dan GBP jatuh ke level terendah 1.03. Peristiwa ini menunjukkan bahwa GBP paling sensitif terhadap ketidakpastian.
Kelemahan dua: Volatilitas nilai tukar secara alami besar
Dibandingkan dolar AS dan euro yang beredar secara global, GBP terutama beredar di Inggris. Saat data ekonomi (PDB, lapangan kerja, inflasi) diumumkan, volatilitas jangka pendek GBP sering melebihi euro dan dolar. Bagi trader jangka pendek, ini pasar dengan imbal hasil tinggi namun risiko juga tinggi.
Kelemahan tiga: Kebijakan AS mengendalikan segalanya
GBP adalah mata uang komponen ketiga dari indeks dolar (berat 11.9%), yang berarti sangat sensitif terhadap keputusan Federal Reserve. Setiap kenaikan suku bunga Fed, modal mengalir kembali ke AS, sehingga GBP secara otomatis tertekan. Ini juga menjelaskan mengapa selama pandemi 2020, GBP sempat menembus 1.15—karena dolar AS sebagai safe haven menguat pesat, dan GBP menjadi “korban”.
Prediksi pergerakan GBP 2025: Tiga faktor mengarah ke kenaikan
Namun, situasi saat ini mulai berbalik:
Faktor satu: Ketidakseimbangan suku bunga terbentuk
Ini adalah pendukung utama. Berdasarkan ekspektasi pasar, Fed kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunga pada paruh kedua 2025, dengan penurunan sekitar 75-100 basis poin. Tapi Bank of England berbeda—meskipun inflasi sudah turun dari puncaknya 2022, tetap sekitar 3%, jauh di atas target 2%. BoE sudah beberapa kali memberi sinyal akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu lama, bahkan mungkin menjadi bank sentral negara maju terakhir yang mulai menurunkan suku bunga.
“Ketidakseimbangan kebijakan” ini adalah peluang emas bagi GBP. Perbedaan suku bunga yang melebar berarti modal akan beralih dari aset dolar ke aset pound—karena menyimpan uang di Inggris bisa mendapatkan bunga lebih tinggi.
Faktor dua: Fundamental ekonomi cukup stabil
Tingkat pengangguran Inggris stabil di 4.1%, upah meningkat kuat, mendukung konsumsi. Pada kuartal keempat 2024, pertumbuhan PDB diperkirakan 0.3%, meskipun tidak besar, menunjukkan ekonomi sudah keluar dari resesi teknis. Prediksi pertumbuhan ekonomi 2025 sekitar 1.1%-1.3%, cukup moderat dan terkendali—cukup untuk mendukung pergerakan nilai tukar.
Faktor tiga: Dana global mencari pengganti dolar
Dalam konteks de-dolarisasi, GBP sebagai mata uang transaksi utama keempat dunia, dengan volume transaksi di pasar valuta asing mencapai 13%, mulai menjadi “pelabuhan aman” bagi modal. Dibandingkan ekonomi Eropa yang lemah, daya tarik GBP meningkat.
Prediksi pergerakan GBP: Siapa bilang tidak bisa ke 1.30 bahkan 1.35?
Hingga awal 2025, GBP/USD berfluktuasi di sekitar 1.26. Apa konsensus pasar?
Skema optimis: Jika Fed mulai menurunkan suku bunga sesuai jadwal, dan BoE mempertahankan suku bunga tinggi, GBP berpotensi rebound ke 1.30, bahkan menantang 1.35. Artinya, dari posisi saat ini masih ada potensi kenaikan 3-7%.
Skema pesimis: Jika data ekonomi Inggris memburuk, BoE terpaksa mengubah kebijakan lebih cepat ke penurunan suku bunga, GBP bisa kembali ke 1.20 bahkan lebih rendah. Tapi ini membutuhkan tanda-tanda krisis ekonomi yang nyata di Inggris, yang saat ini belum terlihat.
Singkatnya: kunci prediksi GBP terletak pada perubahan “spread suku bunga Inggris-AS”. Spread melebar→GBP naik; spread menyempit→GBP tertekan.
Kapan waktu terbaik untuk investasi GBP?
Perdagangan GBP/USD tidak cocok dilakukan 24 jam nonstop. Waktu paling aktif adalah saat pasar London buka (pukul 14.00 waktu Asia) sampai pasar AS tutup (pukul 2.00 waktu Asia). Terutama saat overlap antara pembukaan London dan pembukaan New York, volatilitas terbesar dan peluang trading terbaik.
Lebih penting lagi, lakukan transaksi menjelang rilis data ekonomi penting Inggris dan AS. Misalnya, rapat kebijakan BoE, keputusan suku bunga Fed, laporan PDB Inggris—momen ini biasanya volatilitas GBP paling tinggi dan menjadi peluang terbaik untuk menangkap perubahan tren.
Bagaimana berpartisipasi dalam investasi GBP?
Bagi yang ingin ikut dalam pergerakan GBP tapi ingin meraih keuntungan dalam waktu singkat, trading forex margin adalah pilihan bagus. Karena fluktuasi harian terbatas, penggunaan leverage yang tepat dapat memperbesar potensi keuntungan. Selain itu, tren GBP sering menunjukkan peluang pembalikan dan kelanjutan, fitur trading dua arah (long maupun short) memberi fleksibilitas.
Pilihlah platform trading yang aman dan terregulasi, serta selalu tetapkan level stop loss. Dengan pengaturan stop loss yang tepat, bahkan saat pasar bergerak tidak sesuai harapan, kerugian bisa diminimalkan dan trading tetap sehat.
Logika utama prediksi pergerakan GBP
GBP tidak rumit, tapi banyak aspek yang harus diperhatikan. Ia seperti karakter investasi yang serba berubah, dipengaruhi politik, suku bunga, data ekonomi, bahkan sentimen pasar. Tapi jika Anda fokus pada beberapa logika utama—apakah risiko politik meningkat, spread suku bunga Inggris-AS melebar atau menyempit, data ekonomi membaik—Anda bisa menemukan ritme masuk dan keluar dari pasar GBP.
Tahun 2025 adalah tahun kunci bagi GBP. Ekspektasi penurunan suku bunga Fed yang jelas, dan kebijakan hawkish BoE, memberi arah yang jelas untuk prediksi pergerakan GBP. Selama ekonomi Inggris tidak mengalami gangguan besar, rebound ke 1.30 bahkan lebih tinggi bukan hal yang mustahil—yang penting adalah tetap fleksibel dan cepat menyesuaikan strategi sesuai kondisi pasar.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Prediksi Tren GBP 2025: Dari Titik Terendah Kembali ke 1.35? Tiga Faktor Utama yang Harus Dikuasai Investor
Poundsterling pernah mencapai puncak kejayaannya, kini justru menjadi “indikator sentimen” di pasar valuta asing.
Dari titik tertinggi historis 1.53 dolar AS pada 2015, turun ke titik terendah 1.03 dolar AS pada 2022, pergerakan nilai tukar GBP/USD seperti roller coaster—setiap kali ada gejolak politik di Inggris, pound langsung jatuh. Tapi situasi kini mulai berubah. Dengan percepatan tren de-dolarisasi global pada 2025, dan Federal Reserve memasuki siklus penurunan suku bunga, prediksi pergerakan pound menyambut peluang baru. Kali ini, akankah pound mampu kembali ke jalur penguatan?
Mengapa GBP selalu “meledak” di saat kritis?
Untuk memahami karakter pound, mari lihat tiga kelemahan utamanya:
Kelemahan satu: Risiko politik sangat tinggi
Malam referendum Brexit 2016, GBP langsung anjlok dari 1.47 ke 1.22, mencatat penurunan harian terbesar dalam puluhan tahun. Pada 2022, “skandal anggaran mini”, Perdana Menteri Truss mengusulkan pemotongan pajak besar-besaran tanpa penjelasan sumber dana, pasar langsung panik, dan GBP jatuh ke level terendah 1.03. Peristiwa ini menunjukkan bahwa GBP paling sensitif terhadap ketidakpastian.
Kelemahan dua: Volatilitas nilai tukar secara alami besar
Dibandingkan dolar AS dan euro yang beredar secara global, GBP terutama beredar di Inggris. Saat data ekonomi (PDB, lapangan kerja, inflasi) diumumkan, volatilitas jangka pendek GBP sering melebihi euro dan dolar. Bagi trader jangka pendek, ini pasar dengan imbal hasil tinggi namun risiko juga tinggi.
Kelemahan tiga: Kebijakan AS mengendalikan segalanya
GBP adalah mata uang komponen ketiga dari indeks dolar (berat 11.9%), yang berarti sangat sensitif terhadap keputusan Federal Reserve. Setiap kenaikan suku bunga Fed, modal mengalir kembali ke AS, sehingga GBP secara otomatis tertekan. Ini juga menjelaskan mengapa selama pandemi 2020, GBP sempat menembus 1.15—karena dolar AS sebagai safe haven menguat pesat, dan GBP menjadi “korban”.
Prediksi pergerakan GBP 2025: Tiga faktor mengarah ke kenaikan
Namun, situasi saat ini mulai berbalik:
Faktor satu: Ketidakseimbangan suku bunga terbentuk
Ini adalah pendukung utama. Berdasarkan ekspektasi pasar, Fed kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunga pada paruh kedua 2025, dengan penurunan sekitar 75-100 basis poin. Tapi Bank of England berbeda—meskipun inflasi sudah turun dari puncaknya 2022, tetap sekitar 3%, jauh di atas target 2%. BoE sudah beberapa kali memberi sinyal akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu lama, bahkan mungkin menjadi bank sentral negara maju terakhir yang mulai menurunkan suku bunga.
“Ketidakseimbangan kebijakan” ini adalah peluang emas bagi GBP. Perbedaan suku bunga yang melebar berarti modal akan beralih dari aset dolar ke aset pound—karena menyimpan uang di Inggris bisa mendapatkan bunga lebih tinggi.
Faktor dua: Fundamental ekonomi cukup stabil
Tingkat pengangguran Inggris stabil di 4.1%, upah meningkat kuat, mendukung konsumsi. Pada kuartal keempat 2024, pertumbuhan PDB diperkirakan 0.3%, meskipun tidak besar, menunjukkan ekonomi sudah keluar dari resesi teknis. Prediksi pertumbuhan ekonomi 2025 sekitar 1.1%-1.3%, cukup moderat dan terkendali—cukup untuk mendukung pergerakan nilai tukar.
Faktor tiga: Dana global mencari pengganti dolar
Dalam konteks de-dolarisasi, GBP sebagai mata uang transaksi utama keempat dunia, dengan volume transaksi di pasar valuta asing mencapai 13%, mulai menjadi “pelabuhan aman” bagi modal. Dibandingkan ekonomi Eropa yang lemah, daya tarik GBP meningkat.
Prediksi pergerakan GBP: Siapa bilang tidak bisa ke 1.30 bahkan 1.35?
Hingga awal 2025, GBP/USD berfluktuasi di sekitar 1.26. Apa konsensus pasar?
Skema optimis: Jika Fed mulai menurunkan suku bunga sesuai jadwal, dan BoE mempertahankan suku bunga tinggi, GBP berpotensi rebound ke 1.30, bahkan menantang 1.35. Artinya, dari posisi saat ini masih ada potensi kenaikan 3-7%.
Skema pesimis: Jika data ekonomi Inggris memburuk, BoE terpaksa mengubah kebijakan lebih cepat ke penurunan suku bunga, GBP bisa kembali ke 1.20 bahkan lebih rendah. Tapi ini membutuhkan tanda-tanda krisis ekonomi yang nyata di Inggris, yang saat ini belum terlihat.
Singkatnya: kunci prediksi GBP terletak pada perubahan “spread suku bunga Inggris-AS”. Spread melebar→GBP naik; spread menyempit→GBP tertekan.
Kapan waktu terbaik untuk investasi GBP?
Perdagangan GBP/USD tidak cocok dilakukan 24 jam nonstop. Waktu paling aktif adalah saat pasar London buka (pukul 14.00 waktu Asia) sampai pasar AS tutup (pukul 2.00 waktu Asia). Terutama saat overlap antara pembukaan London dan pembukaan New York, volatilitas terbesar dan peluang trading terbaik.
Lebih penting lagi, lakukan transaksi menjelang rilis data ekonomi penting Inggris dan AS. Misalnya, rapat kebijakan BoE, keputusan suku bunga Fed, laporan PDB Inggris—momen ini biasanya volatilitas GBP paling tinggi dan menjadi peluang terbaik untuk menangkap perubahan tren.
Bagaimana berpartisipasi dalam investasi GBP?
Bagi yang ingin ikut dalam pergerakan GBP tapi ingin meraih keuntungan dalam waktu singkat, trading forex margin adalah pilihan bagus. Karena fluktuasi harian terbatas, penggunaan leverage yang tepat dapat memperbesar potensi keuntungan. Selain itu, tren GBP sering menunjukkan peluang pembalikan dan kelanjutan, fitur trading dua arah (long maupun short) memberi fleksibilitas.
Pilihlah platform trading yang aman dan terregulasi, serta selalu tetapkan level stop loss. Dengan pengaturan stop loss yang tepat, bahkan saat pasar bergerak tidak sesuai harapan, kerugian bisa diminimalkan dan trading tetap sehat.
Logika utama prediksi pergerakan GBP
GBP tidak rumit, tapi banyak aspek yang harus diperhatikan. Ia seperti karakter investasi yang serba berubah, dipengaruhi politik, suku bunga, data ekonomi, bahkan sentimen pasar. Tapi jika Anda fokus pada beberapa logika utama—apakah risiko politik meningkat, spread suku bunga Inggris-AS melebar atau menyempit, data ekonomi membaik—Anda bisa menemukan ritme masuk dan keluar dari pasar GBP.
Tahun 2025 adalah tahun kunci bagi GBP. Ekspektasi penurunan suku bunga Fed yang jelas, dan kebijakan hawkish BoE, memberi arah yang jelas untuk prediksi pergerakan GBP. Selama ekonomi Inggris tidak mengalami gangguan besar, rebound ke 1.30 bahkan lebih tinggi bukan hal yang mustahil—yang penting adalah tetap fleksibel dan cepat menyesuaikan strategi sesuai kondisi pasar.