Penjelasan lengkap tentang fluktuasi nilai tukar Poundsterling: Apakah akan kembali ke jalur apresiasi pada tahun 2025?

Pergerakan naik turun poundsterling akhir-akhir ini menarik perhatian banyak investor. Dari pertukaran 2 dolar untuk 1 pound lebih dari sepuluh tahun yang lalu, hingga mencapai titik terendah 1.08 dolar pada tahun 2022, depresiasi poundsterling telah melebihi 45%. Faktor-faktor seperti Brexit, pandemi, gejolak politik, dan lain-lain berlapis-lapis, membuat mata uang yang dulu dianggap sebagai “pelabuhan aman” ini tampaknya kehilangan cahayanya. Namun, seiring perubahan pola aliran dana global, poundsterling mungkin akan menyambut peluang baru pada tahun 2025.

Kedudukan Poundsterling di Pasar Valuta Asing Global

Poundsterling (GBP) adalah mata uang resmi Inggris, diterbitkan oleh Bank of England, dengan simbol £. Sebagai mata uang perdagangan utama keempat di dunia, volume transaksi harian poundsterling sekitar 13% dari pasar valuta asing, hanya kalah dari dolar AS, euro, dan yen.

Dalam perdagangan valas, pasangan GBP/USD adalah pasangan mata uang pound yang paling populer, serta salah satu pasangan dengan likuiditas terbesar dan spread terkecil di dunia. Mitra dagang utama Inggris adalah Eropa dan Amerika Serikat, sehingga EUR/GBP juga menjadi perhatian utama.

Harga GBP/USD mencerminkan berapa banyak dolar yang diperlukan untuk membeli 1 pound. Misalnya, harga 1.2120 menunjukkan 1 pound setara dengan 1.2120 dolar. Digit ketiga setelah titik desimal disebut “PIPS”, yang merupakan unit dasar untuk mengukur fluktuasi nilai tukar.

Keunikan GBP terhadap USD

Komponen penting dari Indeks Dolar

Poundsterling adalah mata uang komponen ketiga terbesar dalam Indeks Dolar, dengan bobot 11.9%. Ini berarti saat dolar menguat, pound cenderung tertekan; saat dolar melemah, pound berpotensi rebound.

Dampak sinergi ekonomi Eropa

Meskipun Inggris telah keluar dari Uni Eropa, Eropa tetap menjadi mitra dagang utama Inggris. Perubahan kebijakan ECB, data ekonomi, bahkan risiko politik, langsung mempengaruhi performa pound. Bank of England sering merujuk pada kondisi zona euro saat merumuskan kebijakan untuk menjaga spread suku bunga yang sesuai dan melindungi stabilitas perdagangan dengan Eropa.

Pedang bermata dua yang volatil

Berbeda dengan dolar dan euro yang bersirkulasi secara global, pound terutama beredar di Inggris, sehingga likuiditasnya lebih terkonsentrasi. Hal ini menyebabkan fluktuasi nilai tukar pound lebih tinggi dibanding euro dan dolar. Data ekonomi seperti GDP, lapangan kerja, inflasi, saat dirilis, volatilitas jangka pendek pound sangat tajam, menjadi peluang sekaligus risiko bagi trader jangka pendek.

Sensitivitas terhadap kebijakan AS

Pound sangat sensitif terhadap keputusan suku bunga dan kebijakan neraca aset Federal Reserve. Siklus kenaikan suku bunga menekan pound, sementara ekspektasi penurunan suku bunga mendukung penguatannya. Oleh karena itu, trading pound tidak cukup hanya memperhatikan faktor fundamental Inggris, tetapi juga harus mengikuti setiap langkah Federal Reserve secara ketat.

Momen-momen penting pergerakan pound dalam 10 tahun terakhir

2015: Puncak terakhir

Awal tahun, GBP/USD bertahan di sekitar 1.53, menunjukkan performa ekonomi Inggris yang cukup stabil. Meski isu Brexit mulai muncul di kalangan politik, pasar belum sepenuhnya merespons risiko tersebut, menjadikan ini titik tertinggi relatif pound dalam dekade terakhir.

2016: Dampak Brexit

Pada malam hasil referendum Brexit diumumkan, pound anjlok dari 1.47 ke 1.22, mencatat penurunan harian terbesar dalam beberapa dekade. Peristiwa ini mengajarkan pasar bahwa pound sangat sensitif terhadap ketidakpastian politik.

2020: Serangan ganda pandemi

Pandemi COVID-19 menyebar luas, Inggris memberlakukan lockdown jangka panjang, tekanan ekonomi meningkat. Pound sempat jatuh di bawah 1.15, mendekati titik terendah saat krisis keuangan 2008. Pada saat yang sama, dolar AS menguat sebagai mata uang safe haven, dan mata uang non-AS melemah secara umum.

2022: Krisis “Mini Budget”

Perdana Menteri Truss meluncurkan “Mini Budget” yang berencana memotong pajak secara besar-besaran tanpa penjelasan sumber dana, memicu kepanikan pasar. Pound langsung anjlok ke level terendah sepanjang sejarah di 1.03, pasar obligasi dan valuta bergerak liar, media menyebutnya sebagai “Kejatuhan besar pound”.

2023-2025: Rebound dan stabilisasi

Seiring pelonggaran kenaikan suku bunga AS dan kebijakan hawkish Bank of England, pound perlahan stabil. Pada awal 2025, nilai tukar berfluktuasi di sekitar 1.26, meskipun telah pulih dari titik terendah 2022, tetap jauh di bawah puncak 2015.

Logika Inti Pergerakan Pound sejak 2023

Analisis sejarah menunjukkan pola pergerakan pound:

Ketidakpastian politik adalah musuh terbesar

Setiap munculnya risiko politik di Inggris—baik referendum Brexit, krisis anggaran, maupun isu kemerdekaan—pound langsung melemah. Pasar sangat takut ketidakpastian, dan pound adalah salah satu mata uang utama yang paling sensitif secara politik di dunia.

Kombinasi kenaikan suku bunga AS—penurunan pound

Sebagai pusat aliran dana global, setiap kenaikan suku bunga Fed menarik modal kembali ke AS. Pound tidak bisa mengimbangi kecuali suku bunga Inggris juga naik secara sinkron. Namun, pola ini berubah pada akhir 2024—pasar mulai memperkirakan AS akan mulai menurunkan suku bunga, daya tarik dolar menurun, dan pound justru mendapat manfaat.

Kebijakan bank sentral dan data ketenagakerjaan sebagai pendorong

Kebijakan keras Bank of England untuk menaikkan suku bunga, data ketenagakerjaan yang solid, semuanya mendorong penguatan pound. Misalnya, sejak 2023, BOE beberapa kali memberi sinyal akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka panjang, sehingga pasar optimis terhadap pound dan mendorong nilai tukar naik dari titik terendah ke sekitar 1.26.

Singkatnya, pergerakan pound didorong oleh stabilitas politik, kebijakan suku bunga, dan data ekonomi utama. Menguasai logika ini akan membantu menemukan ritme trading dalam fluktuasi pound.

Proyeksi Nilai Tukar Pound 2025

Kondisi spread suku bunga: manfaat dari ketidaksesuaian kebijakan

Akhir 2024 menjadi titik balik penting bagi pound. Pasar secara umum memperkirakan Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga di paruh kedua 2025, dengan penurunan sekitar 75-100 basis poin. Sementara itu, inflasi Inggris tetap sekitar 3%, dan Bank of England menyatakan akan mempertahankan suku bunga tinggi hingga inflasi tercapai target.

Ketidaksesuaian kebijakan ini—AS menurunkan suku bunga, Inggris mempertahankan tinggi—secara historis cenderung menguntungkan pound. Spread suku bunga yang lebar menarik arus modal ke aset pound.

Fundamental ekonomi Inggris

Kinerja ekonomi Inggris meskipun tidak luar biasa, tetap stabil:

  • Inflasi tahunan sekitar 3.2%, turun dari puncak 2022 tetapi masih di atas target 2%
  • Tingkat pengangguran stabil di sekitar 4.1%, dengan pertumbuhan upah yang kuat
  • Pertumbuhan GDP kuartal keempat 2024 sekitar 0.3%, menandai berakhirnya resesi teknis
  • Perkiraan pertumbuhan tahunan 2025 sekitar 1.1%-1.3%

Secara umum, fundamental stabil namun pertumbuhan terbatas, tidak cukup untuk mendorong pound secara tren naik, tetapi cukup untuk memberi dukungan.

Ekspektasi pasar dan pandangan lembaga keuangan

Banyak lembaga keuangan memproyeksikan bahwa:

Jika AS benar-benar mulai menurunkan suku bunga dan Inggris mempertahankan suku bunga tinggi, pound berpotensi naik ke 1.30 bahkan menembus 1.35.

Sebaliknya, jika data ekonomi Inggris memburuk dan Bank of England terpaksa menurunkan suku bunga lebih awal, pound bisa kembali ke 1.20 bahkan lebih rendah.

Waktu terbaik untuk trading pound

Dalam trading GBP/USD, mengidentifikasi waktu aktif pasar sangat penting.

Jendela trading paling aktif

Pembukaan pasar London (jam 14:00 waktu Asia, 15:00 waktu musim dingin) adalah awal aktifnya perdagangan pound. Saat pasar New York buka (jam 20:00 waktu Asia, 21:00 waktu musim dingin), aktivitas mencapai puncaknya. Kedua sesi yang tumpang tindih (jam 20:00-02:00 waktu Asia) biasanya menunjukkan volatilitas terbesar.

Kesempatan rilis data penting

Pengumuman kebijakan Bank of England, data GDP, laporan ketenagakerjaan, dan data ekonomi penting lainnya sering memicu volatilitas besar pada pound. Keputusan bank sentral biasanya diumumkan sekitar jam 20:00 waktu Asia, dan hasilnya yang sesuai atau melampaui ekspektasi akan memicu pergerakan berlawanan. Data ekonomi utama seperti GDP biasanya diumumkan sekitar jam 17-18:00 waktu Asia, juga memiliki nilai trading tinggi.

Strategi trading pound 2025

Logika trading bullish

Jika yakin pound akan menguat, bisa membeli saat harga sekitar 1.26 saat koreksi ke bawah. Pasang stop loss di 1.23 dan target di 1.30-1.35. Dukungan utama berasal dari konfirmasi penurunan suku bunga AS dan tetap tingginya suku bunga Inggris.

Pertimbangan trading bearish

Jika yakin pound berpotensi melemah, bisa short saat rebound ke 1.28-1.30. Pasang stop loss di 1.32 dan target di 1.20-1.22. Kondisi yang memicu ini adalah kebijakan Bank of England yang terpaksa menurunkan suku bunga dan data ekonomi memburuk.

Manajemen risiko sangat penting

Apapun strategi yang diambil, harus menetapkan stop loss yang jelas. Volatilitas pound cukup tinggi, dan tanpa disiplin manajemen risiko, kerugian berlebih bisa terjadi. Disarankan membatasi risiko per posisi tidak lebih dari 1-2% dari modal akun.

Ringkasan poin utama investasi pound

Keberhasilan trading pound bergantung pada pemahaman empat aspek utama:

Monitoring risiko politik — Perkembangan politik di Inggris sering menyebabkan pound jatuh mendadak, sehingga perlu terus mengikuti pemilu, referendum, skandal politik, dan peristiwa besar lainnya.

Tracking kebijakan suku bunga — Perbedaan kebijakan antara Federal Reserve dan Bank of England adalah pendorong utama. Ekspektasi penurunan suku bunga harus diikuti secara real-time.

Interpretasi data ekonomi — Data ketenagakerjaan, inflasi, GDP secara langsung mempengaruhi ekspektasi kebijakan bank sentral dan pergerakan pound.

Dukungan teknikal — Titik tertinggi dan terendah historis (1.53, 1.26, 1.20, 1.08) menjadi level support dan resistance penting, apalagi dikombinasikan dengan analisis fundamental.

Melihat ke depan tahun 2025, pound berpotensi rebound dalam konteks dolar AS yang relatif melemah dan tren de-dolarisasi global. Namun, investor harus menyadari sensitivitas politik dan volatilitas pound, serta merancang rencana trading yang matang dan disiplin dalam manajemen risiko agar dapat meraih keuntungan di pasar yang penuh peluang dan risiko tinggi ini.

Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan

Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)