Dalam pabrik otomatis di tengah malam, lengan robot bekerja sama tanpa suara dalam kegelapan. Di sini tidak ada perayaan trader, tidak ada garis candlestick yang bergejolak hebat, satu-satunya bahan bakar adalah listrik dan pesanan. Pabrik ini tidak peduli dengan "cuaca"—ia tetap berjalan.

Sekarang sudah memasuki akhir tahun 2025, Kite berperan sebagai "pusat kendali" dari pabrik ini. Ketika banyak proyek Web3 masih menunggu Federal Reserve menurunkan suku bunga dan berharap investor ritel masuk, Kite telah melewati siklus "likuiditas" yang aneh itu. Logikanya sederhana dan menakutkan: selama permintaan terhadap kecerdasan buatan terus meningkat, siklus nilai Kite akan memperkuat dirinya sendiri.

Mengapa Kite bisa benar-benar terlepas dari siklus bull dan bear? Kuncinya terletak pada posisi ekosistemnya. Ini bukan lagi blockchain yang menarik "manusia" untuk berdagang, melainkan lingkungan eksekusi yang dirancang khusus untuk "AI Agent". Dari sudut pandang lain, blockchain tradisional seperti pusat perbelanjaan, sedangkan Kite seperti jalur data berkecepatan tinggi yang dibangun untuk ribuan robot.

Tahun lalu, kita melihat AI mengalami transformasi kualitas—dari alat percakapan menjadi alat tindakan. Sekarang AI tidak hanya mampu menulis puisi, mereka dapat secara mandiri men-deploy kontrak di chain, melakukan arbitrase, dan mengelola akun sosial. Agen cerdas yang beroperasi 24 jam nonstop ini membutuhkan apa? Membutuhkan infrastruktur yang mampu menampung eksekusi frekuensi tinggi mereka. Logika desain blockchain tradisional dioptimalkan untuk manusia, tetapi Kite justru sebaliknya—mengoptimalkan untuk robot. Seberapa besar perbedaannya? Bayangkan saja mengubah jalur produksi pabrik menjadi sesuai untuk operasi manual manusia, apakah efisiensinya bisa berlipat ganda? Begitu juga sebaliknya. Di era AI, blockchain tidak bisa lagi dirancang dengan pemikiran dari era manusia. Ide Kite adalah sesuatu yang sangat langsung dan tajam.