Data CPI yang baru dirilis mengungkapkan masalah serius—kualitas data mencapai level terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Kondisi bulan Oktober sangat mencolok: perkiraan komponen CPI inti mencapai rekor 40%. Ini mungkin terdengar abstrak, tetapi jika dilihat secara rinci, sangat mengkhawatirkan—di mana kontribusi sewa menyumbang 22 poin persentase, dan barang serta jasa lainnya menyumbang 18 poin persentase.

Mengapa begitu banyak perkiraan? Menurut prosedur standar Biro Statistik Tenaga Kerja AS, mereka mengumpulkan data harga sekitar 90.000 produk dan jasa setiap bulan untuk mengukur inflasi. Tetapi ketika data harga aktual hilang, mereka menggunakan perkiraan untuk mengisi kekosongan tersebut. Pada tahun normal, perkiraan semacam ini biasanya mencakup sekitar 10% dari semua data. Tapi sekarang? Dari seluruh komponen inflasi, 34% diperkirakan dari item atau wilayah lain.

Lebih mengkhawatirkan lagi, kondisi ini sudah terjadi lima kali berturut-turut, dengan perkiraan lebih dari 30%. Jika dibandingkan dengan rata-rata tahun 2022 hingga 2024, angka saat ini lebih dari tiga kali lipat.

Ketika keaslian dan akurasi data ekonomi menurun, kepercayaan pelaku pasar secara alami akan goyah. Ini tidak hanya mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi, tetapi juga akan memicu reaksi berantai terhadap ekspektasi penetapan harga aset.