Sebuah bank besar Wall Street baru saja merilis prediksi mengejutkan: harga minyak mentah bisa jatuh di bawah $60 per barel pada tahun 2026. Francisco Blanch, ahli strategi komoditas di Bank of America, menunjuk kelebihan pasokan yang akan datang sebagai penyebab utamanya. Dengan produksi yang meningkat dan pertumbuhan permintaan yang melambat, pasar minyak mungkin akan menghadapi masa sulit. Pergeseran ini dapat memengaruhi ekspektasi inflasi dan mengubah lanskap makro untuk aset berisiko—termasuk kripto. Biaya energi yang lebih rendah biasanya meredakan tekanan inflasi, tetapi juga menandakan melemahnya permintaan global. Bagi para trader yang memantau pasar tradisional maupun digital, pergerakan harga minyak bisa memberikan petunjuk awal tentang ke mana arus modal akan bergerak selanjutnya.