Bank sentral Timur Tengah baru saja membuat kejutan besar, lalu segera menarik kembali keputusannya.

Hari ini, otoritas moneter Irak menerbitkan daftar yang menetapkan beberapa kelompok militan regional sebagai organisasi teroris, disertai pengumuman pembekuan aset secara langsung. Dokumen tersebut secara spesifik menyebutkan Hezbollah dan pasukan Houthi sebagai entitas yang dikenai pembatasan finansial.

Namun, hal menjadi aneh—dalam hitungan jam, institusi yang sama mengeluarkan klarifikasi mendesak. Mereka menyebutnya sebagai "kesalahan prosedural." Ternyata, daftar itu dipublikasikan sebelum proses peninjauan internal selesai. Pejabat kini mengklaim beberapa kelompok secara keliru dimasukkan meskipun tidak memiliki kaitan yang terverifikasi dengan ISIS atau jaringan teroris yang diakui secara internasional lainnya.

Pembalikan cepat ini menimbulkan pertanyaan tentang prosedur verifikasi di balik keputusan keuangan berisiko tinggi seperti ini. Pembekuan aset membawa dampak serius bagi transaksi lintas batas dan dapat memicu masalah kepatuhan bagi institusi keuangan yang beroperasi di wilayah tersebut.

Bagi para pengamat perkembangan regulasi di pasar berkembang, insiden ini menyoroti betapa cepatnya pengumuman kebijakan dapat berubah—dan mengapa uji tuntas sangat penting saat menavigasi yurisdiksi yang kompleks. Episode ini juga menegaskan keseimbangan sensitif yang harus dihadapi bank sentral antara kepentingan keamanan dan sensitivitas diplomatik.

Belum ada kabar apakah penetapan awal akan diberlakukan kembali setelah tinjauan yang tepat, atau jika ini menandai penarikan kebijakan secara total.